Kaum Kristen tidak bisa menjelaskan dari mana sumber ucapan Yesus “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? “ (Dalam Injil Matthew 27:46 ; Mark 15:34 )
Apakah Yesus mengutip teks Masoret Ibrani atau Targum Aram?
- Opsi pertama. Jika berasal dari teks Masoret Ibrani, apakah dari teks Masorah versi Ben Asher atau teks Masorah versi Ben Nafthali? Tolong tunjukkan bukti teks Masorah versi yang mana?
- Opsi kedua. Bila berasal dari Targum Arami, apakah berasal dari Targum Onqelos, atau Targum Yonathan atau Targum Yerushalmi atau Targum Neofiti? Tunjukkan sebut saja dari Targum apa? Sebab dalam Targum Arami tidak berbunyi Lama shevaqtani tapi berbunyi Methul ma shevaqthani.
Kalau istilah LAMA dalam bhs Ibrani teks Masorah dilafalkan LEMA dalam bhs Yunani itu betul dan masuk akal; istilah Shevaqtani dalam Targum Arami ditulis Sabachtani dalam spelling Yunani juga masuk akal dan tidak salah. Ini bisa ditelusuri jejak pengaruh kebahasaannya. Tapi kalau Targum Aram tertulis methul ma shevaqtani sedangkan Yesus mengutip Lama shevaqtani (spelling Yunani: Lema sebachtani) membuktikan bahwa Yesus tidak mengutip dari teks Targum Yonathan, karena dalam Targum Yonathan bhs Aram tertulis methul ma shevaqtani bukan lama shevaqtani.
Teks Masorah Ben Asher. Mazmur 22:2
Targum Jonathan. Mazmur 22:2
Situasinya adalah. kalau Yesus tidak mengutip dari Targum Yonathan berbahasa Aram, berarti Yesus yang KELIRU mengutip Targum Yonathan atau alternarif kedua; Rabbi-rabbi Yahudi yang sengaja MENGUBAH teks asli Targum Yonathan?
Eli Eli lama azvatani אֵלִ֣י אֵ֭לִי לָמָ֣ה עֲזַבְתָּ֑נִי itu bahasa IBRANI sedangkan Eli Eli methul ma shevaqtani א ִלי ֵא ִלי ְמטוּל ַמה ְשַׁב ְקָתִּני itu bahasa ARAM. Bukan gado-gado Ibrani dan Aram.
Methul ma shevaqtani adalah frase Aram yang termaktub dalam Targum Yonathan, dan Lama shevaqtani adalah frase Ibrani atau Aram? Meskipun artinya sama tapi redaksinya BEDA. Masalahnya dari mana Yesus mengutip ucapan tersebut?
Apakah Yesus mengutip dari Targum versi ubahan sendiri atau rabbi-rabbi Yahudi yang telah mengubah teks Targum Yonathan?
Ada tiga upaya dalih yang kaum kristen ajukan sehubungan dengan ucapan Yesus ini:
- Bahwa ucapan Yesus itu campuran Ibrani dan Aram. Ini menunjukkan ketidak-pahaman mereka atas frase Aram dan frase Ibrani.
- Bahwa Yesus merujuk pada Targum yang lebih tua. Mereka harus bisa menunjukan Targum apa namanya? Sebab di kolong langit ini hanya ada Targum Yonathan terkait Mazmur.
- Bahwa rabbi-rabbi Yahudi telah mengubah redaksi Targum Yonathan. Artinya ini menguatkan pendapat bahwa rabbi-rabbi telah mengubah nas kitab suci.
Ini dilema bagi kaum kristen, karena teks Masoret TIDAK berbunyi demikian, juga Teks Targum juga TIDAK, jadi dari teks mana ucapan Yesus tersebut menjadi misteri.
Pendapat yang mengatakan bahwa yesus mengutip dari teks Targum Yonarhan Itu jelas penipuan, sebab text Targum Yonarhan tertulis methul ma BUKAN lamma. Demikian juga pendapat yang mengatakan bahwa ucapan tersebut adalah kutipan dari teks Masoret. Itu juga penipuan, sebab jelas teks Masoret tertulis lamma azavtani bukan methul mah shevaqtani
Boleh kan kalau saya katakan bahwa Yesus bicara dalam berbahasa Arab. Sebab bahasa Arab berbunyi limadza. Bukankah limadza (Arab) dan lamma (Ibrani) khan juga serumpun?
Kenapa tidak boleh kalau saya beragumen bahwa Yesus bicara dalam bahasa Arab dan mengutip Alkitabul Muqaddas
Limadza لماذا (Arab) = Lamma לָמָ֣ה (Ibrani)
Masalahnya adalah apakah bisa kita berhipotesa bawwa Yesus bicara dalam bahasa Arab? dengan alasan ilmiah karena danya kesamaan makna antara limadza (Arab) dengan lamma (Ibrani)? Tentu saja salah!
Kalau kristen mengklaim bahwa bahasa Aram dan ibrani,serumpun? siapapun bisa bergargumen yang sama bahwa bahasa Ibrani dan Arab juga serumpun. Yang jadi masalah adalah adakah bukti bahwa ucapan Yesus sesuai teks Targum Aram? Adakah bukti ucapan Yesus sesuai teks Alkitabul Muqaddas bahasa Arab? Tentu tidak ada.
Kita harus bertanya apakah Teks Targum Aram ada sejak pra- zaman Yesus atau pasca-zaman Yesus juga apakah teks Alkitabul Muqaddas bahasa Arab sudah ada pra-zaman Yesus atau pasca zaman Yesus?
Diyakini bawhwa Yesus berkata di tiang salib utk menggenapi yang telah tertulis. Tapi yang tertulis dalam Targum Yonathan tidak seperti yg diucapkan Yesus. Terbukti disini adanya dua kemungkinan yaitu bahwa Yesus yang SALAH KUTIP atau Rabbi-rabbi Yahudi yang MENGUBAH nas Targum Yonathan?
Ilahī,Ilahī Limādzā taraktanī إلهي إلهي لماذا تركتني, bisa jadi malah Yesus berteriak dalam bahasa Arab. :-), Tidak masalah bukan karena redaksi mirip makna juga sama.
Kita bisa berargumen Lama REDAKSI mirip dengan Limadza dan memiliki MAKNA sama. Sedangkan Lama REDAKSI tidak mirip dng Methul ma, meski bermakna sama.
Jadi kalau mau menggunakan logika kristern lebih masuk akal Yesus menggunakan bahasa Arab dibanding pakai bahasa Aram! dengan dalih keserumpunan sebagai upaya mengalihkan topik keakuratan teks Targum yg dikutip Yesu.
Injil Matius terjemahan bahasa Ibrani tertulis: Eli Eli lema shevaqtani KELOMAR Eli Eli lamma azavtani.
Matthew 27:46 Hebrew Translation
Disitu tertulis
Eli Eli lema shevaqtani א ִלי ֵא ִלי ְלְמָה ְשַׁב ְקָתִּני (Aram) Kelomar כּלומר (“yang artinya”) Eli Eli lamma azavtani אֵלִ֣י אֵ֭לִי לָמָ֣ה עֲזַבְתָּ֑נִ (Ibrani)
Perhatikan Injil Matius berbahasa Ibrani berikut ini. Ternyata ucapan Yesus “shevaqtani” diterjemahkan ” azavtani.” Dan istilah “kelomar” = ARTINYA. Jadi hal ini membuktikan adanya PENERJEMAHAN kata shevaqtani menjadi azavtani.
Kelompok Kristen Messianik (aliran Kristen yang sok Yahudi) selalu menyatakan bahwa saat Yesus disalib dia berucap dalam bhs IBRANI bukan dalam bhs Aram. lucunya Kanisah OS (aliran Kristen yang sok Ng-arab) berdalih bahwa Yesus berucap dalm bahasa Aram bukan dalam bahasa Ibrani.
Mau berdalih bahasa Aram atapun maupun bahasa Ibrani, mereka tetap gagal membuktikan teks manakah yang menjadi rujukan kalimat yang diucapkan oleh Yesus.
Kristen Messianik tidak mampu menjawab karena teks Masoret bhs Ibrani versi Ben Asher dan teks Qumran justru berbunyi: Eli Eli lamma azavtani. BUKAN berbunyi: Eli Eli lema shevaqtani! Carilah teks yang bunyinya seperti yang diucapkan Yesus ini di dalam kitab Perjanjian Lama versi manapun, pasti tidak akan pernah ditemukan sebagaimana yang diklaim oleh Kristen Messianik. Kalau ucapan Yesus itu diduga oleh mereka ada dalam kitab Mazmur versi Ben Nafthali, mereka harus bisa menunjukkan bukti manuskrip teks Masoret versi Ben Nafthali itu, bukan sekedar spekulasi.
Jadi sekali lagi bahwa frase methul ma shevaqtani itu ekspresi bahasa Arama BUKAN ekspresi bhs Ibrani; dan frase lamma azvatani itu ekspresi bahasa Ibrani dan bukan ekspresi bahasa Arama. Targum Yonathan berbahasa Aram membuktikan hal itu dan tertulis: methul ma shevaqtani, yang merupakan penerjemahan dari frase Hebrew: lamma azvatani. Ini justru membuktikan bahwa azavtani (Ibrani) diterjemahkan shevaqtani (Aram) dalam Targum Yonathan. Sebab tidak ada satu versi pun dalam teks Masorah Ibrani yang tertulis frase: methul ma azavtani. Dan tidak ada satupun dalam teks Targum Aram yg berbunyi: lamma shevaqtani.
jadi sekali lagi dengan bukti bahwa Injil Matius berbahasa Ibrani dimana ucapan Yesus “shevaqtani” diterjemahkan ” azavtani.” adalah bukti bahwa adanya PENERJEMAHAN kata shevaqtani menjadi azavtani.
Bila kaum Kristen Messianik menjadikan Injil Matius bhs Ibrani ini sebagai landasan keyakinan mereka bahwa Injil Matius ditulis dalam bahasa Ibrani, maka itu sekaligus berarti sebagai bukti kalau istilah shevaqtani “kelomar” (terjemahan) dari azvatani. Shevaqtani adalah bahasa non-Ibrani sedangkan azvatani adalah istilah Ibrani.
Kristen Mesianik berargumen dengan mengutip pendapat Hamp (2005), yang menyatakan bahwa kata shavaq sebagai kosakata asli bahasa IBRANI.
Menurut argumen mereka yang mengutip Hamp, diklaim bahwa “kata shavaq sbg kosakata asli bhs IBRANI didasarkan pada penyelidikan dalam tulisan-tulisan rabbinic seperti Talmud Yerusalem, di mana didalamnya terdapat Mishnah yang dari 7 pemunculan kata shavaq dalam Mishna, 4 jelas-jelas ditulis dalam frase Ibrani. Sebuah pasal dari Talmud Yerusalem (31:5:1) adalah sebuah contoh khusus yang bagus dari kata-kata yang ada di sekeliling kata shavaq.
Teks ini berisi struktur gramatika tertentu dan perbendaharaan kata yang terjadi HANYA dalam bahasa Ibrani dan tidak dalam bahasa Aramaic, misalnya hadirnya penggunaan huruf ה – he, yang ditemui pada awal kata-kata sebagai kata sandang penentu yang berarti ini-itu-tersebut (the); bahasa Aramaic menggunakan huruf א-alef, pada akhir kata-kata untuk maksud yang sama. Juga kata שׁ – shai, yang itu (that), digunakan hanya dalam bahasa Ibrani, versus די – DI (dalet-yot), digunakan hanya dalam bahasa Aramaic. Jadi, kata shavaq, yang diucapkan Yesus di atas salib, kita mendapati kata itu terlokasi di tengah-tengah kata-kata dan GRAMAR Ibrani Mishnaik, dan oleh karena itu kita dapat dengan aman menyimpulkan bahwa pada zaman Yesus kata itu telah menjadi relatif umum dalam bahasa Ibrani. Kita sesungguhnya harus mengharap adanya beberapa kata pinjaman dalam bahasa itu.”
Argumen ini lemah dan tidak bisa dijadikan landasan keaslian kata shavaq sebagai bagian dari bahasa Ibrani berdasarkan kajian linguistik historis (Historical Linguistic) karena terjadi mis-identifikasi asal-usul kata shevaq yang diklaim asli dari bahasa Ibrani; padahal kenyataan nya dari bhs Aram. Mengapa? Sebab kitab Talmud adalah kitab besar yang kebahasaannya bercampur pengaruh bahasa Aram. Adanya kata shavaq dalam Mishnah atau pun Talmud Yerushalmi atau pun Talmud Bavli semakin menguatkan bahwa kata shavaq justru muncul dalam dokumen IBRANI dan Aram, sebaliknya kata azvatani hanya muncul dalam dokumen IBRANI dan tidak pernah muncul dalam dokumen Aram. Inilah fakta bahwa dokumen Ibrani menyerap kosakata Aram dan dokumen Aram tidak menyerap kosakata Ibrani.
Lebih lagi kata “shevaq” (שׁבק) yang ternyata muncul dalam teks Masoret sebagai kosa kata Ibrani yang muncul dengan vokalisasi SebUqU (שׁבקו ) dalam bentuk PEAL sebanyak 3 kali (Daniel 4:12, 20 dan Ezra 6:7). Ini semakin menguatkan bukti linguistik bahwa kosakata shevaq bukan asli Ibrani, tapi dari bahasa Aram yang diadopsi dalam bahasa Ibrani. Bukankah kitab Ezra dan kitab Daniel bertebaran kosakata Aram? Bukankah kitab Daniel dan kitab Ezra ditulis dalam masa pengasingan/pembuangan di negeri penutur bahasa Aram.
Kaum Kristen Ortodoks Syria (KOS) juga dihadapkan pada dilema dan gagal dalam mempertanggungjawabkan asal usul kutipan ucapan Yesus di kayu salib.
Mereka mengklaim bahwa Yesus mengenal betul teks Targum Aram pada zamannya sehingga saat di kayu salib itu maka Yesus mengatakan sesuatu dalam bhs Aram sesuai Targum Aram yang telah eksis dan beredar saat itu. Namun, pernyataan mereka sangat lemah secara historis berdasarkan kajian teks rabbinic. Mengapa? Karena teks Targum of Psalms, yang saat ini ada justru bunyinya bukan lema shavaqtani tetapi berbunyi methul shevaqtani.
Dengan demikian, frase lema shevaqtani yang diucapkan Yesus itu merujuk pada Targum Aram yang mana? Istilah lema bukanlah kosakata Aram, dan istilah shevaqtani bukanlah kosakata Ibrani. Jadi nampaknya Yesus tidak mengenal betul teks Targum Aramaic yang ada pada zamannya. Dan berdasarkan dokumen-dokumen berbahasa Aram, tidak ditemukan adanya kosakata lema, tetapi yang ada justru kata methul ma. Ungkapan frase lema shevaqtani merupakan ungkapan yang ganjil dalam kaidah kebahasaan Aram dalam tradisi Rabbinic. Bila Yesus benar-benar seorang Rabbi, pastilah dia mengenal betul tradisi Rabbinic pada zamannya, dan dipastikan pula mengenal betul pola kebahasaan Aram dalam dokumen keagamaan Yahudi. Faktanya justru terbukti sebaliknya, Yesus ternyata gagap dalam tradisi penguasaan kebahasaan dan keagamaan Judaisme pada zamannya. Mengapa? Frase methul ma shevaqtani adalah frase Aram, dan lema azavtani adalah frase Ibrani. Sebaliknya Yesus menggunakan ungkapan gado-gado yang tidak dapat dilacak asal-usulnya dalam Targum Aram manapun. Apakah mungkin Yesus merujuk pada Targum Aram yang telah hilang? Bila Targum Aram yang hilang ini benar-benar tidak ada, dan memang tak pernah ada. Maka berarti bisa dipastikan hanya ada 2 opsi utk menjawab situas ini.
Jadi mereka tetap dihadapkan pada dilema
1. Yesus memang SALAH mengutip nas kitab Yahudi.
2. Rabbi2 Yahudi yang MENGUBAH nas kitab suci.
Istilah lema לְמָה yang tercantum dalam Injil Matius itu juga priblematik. Mengapa? Sebab dalam bahasa Ibrani yang ada hanyalah kata lamma לָמָ֣ה bukan lema. Ini menunjukkan bahwa siapapun penulis Matius dengan sengaja merubah kata לָמָ֣ה dalam dialek Yunani menjadi lema.