Makkah: Tempat Suci Kaum Ishmael
Kitab suci Torah dan Quran bagaikan 1 keping mata uang. Sekeping mata uang, pasti memiliki dua sisi yang saling melengkapi; begitu juga keberadaan Torah dan Quran bagaikan 2 sisi pewahyuan ilahi yang narasinya saling melengkapi dan memiliki keunikan masing2, terutama dalam menarasikan sosok Ishmael. Dalam kitab suci Quran, nama Ishmael hanya disebutkan 12 kali saja, tetapi tidak dirinci siapakah nama anak-anak Ishmael itu. Sebalinya, dalam kitab suci Torah, nama anak-anak Ishmael disebutkan 12 orang dan dirinci siapakah nama-nama mereka (Sefer Bereshit 25:13-18). Bahkan, ibunya Ishmael yang bernama Hagar ternyata hanya disebutkan 12 kali saja dalam kitab suci Torah, sebanding juga dengan nama Kedar yang faktanya dalam TaNaKH juga disebutkan 12 kali saja. Siapakah Kedar? Dialah salah satu nama dari 12 nama anak-anak Ishmael. Apakah ini sebuah kebetulan atau sebuah rekayasa ilahi yang mengandung pesan tersembunyi dalam bentuk pengulangan kata/nama tersebut dalam teks kitab suci? Silakan renungkan sendiri.
Bila umat Kristen menyebut seseorang yang beragama Islam dengan sebutan ” orang Bani Kedar ” maka kaum Yahudi menyebut orang-orang yang beragama Islam dengan sebutan Yishmaelim (kaum Ishmael). Inilah fakta sejarah yang tidak bisa dibantah oleh siapapun. Bukankah Bani Kedar itu keturunan Kedar? Bukankah Kedar itu keturunan Ishmael? Bukankah nama Kedar dalam kitab Perjanjian Lama (Kristen) disebutkan 12 kali? Bukankah nama Kedar dalam kitab TaNaKH (Yahudi) juga disebutkan 12 kali? Bukankah nama Ishmael dalam Quran juga disebutkan 12 kali? Apakah ini sebuah kebetulan atau rekayasa ilahi yang mengandung pesan tersembunyi? Ada pertanyaan sederhana yang dipikirkan oleh kaum Kabbalist dari kalangan Yahudi Ortodoks mengenai penyebutan populer istilah Yishmaelim yang sering disematkan oleh Rabbi-rabbi Yahudi kepada kaum Muslim dan istilah Bani Kedar yang disematkan oleh orang2 Kristen kepada kaum Muslim. Istilah Yishmaelim ternyata memilki nilai gematria 501, sedangkan kata ‘kepala’ (Ibrani: rosh) juga memiliki nilai gematria 501; ini merupakan isyarat bahwa Kedar adalah kepala kaum Ishmael. Jadi tidak salah bila menyebut Yishmaelim (kaum Ishmael) maksudnya sama dengan menyebut Bani Kedar (keturunan Kedar) yang kedua sebutan itu ditujukan kepada kaum Muslim. Apakah ini kebetulan? Silakan Anda jawab sendiri.
- Nama Hagar disebutkan 12 kali dalam Torah
- Nama Ishmael disebutkan 12 kali dalam Quran
- Nama Kedar disebutkan 12 kali dalam TaNaKH
Dalam Pherushi Rashi ‘al ha-Torah, Rabbi Shlomo ben Yitzhak (Rashi) menyatakan bahwa yang dimaksud ha-Na’ar dalam Sefer Bereshit 18:7 itu adalah Yishmael, ….. el ha-Na’ar zeh Yishmael (kepada anak muda yang dimaksud dialah Ishmael). Sejajar dengan Rashi, dalam Targum Judeo-Arabic, Rabbi Saadia Gaon (RavSag) menyebut ISHMAEL dengan sebutan Ghulam (Sefer Bereshit 18:7), sedangkan dalam Quran, Ishmael disebut sebagai Ghulam chalim (Qs. As-Shaffat 37:101). Dalam TaNaKH, istilah Na’ar selalu bernuansa positif, sejajar dengan istilah Ghulam yang dalam Quran selalu bernuansa positif. Itulah sebabnya ada narasi kebersamaan Abraham scr spiritual bersama Ishmael tatkala menyambut tamu utusan TUHAN, dan Ishmael melaksanakan mitzvoth atas perintah Abraham, sekaligus sebagai mitra setianya (Sefer Bereshit 18:7) sejajar dengan narasi kebersamaan Abraham secara spiritual bersama Ishmael tatkala membangun rumah TUHAN, dan Ishmael menjadi mitra Abraham dalam membangun rumah TUHAN itu (Qs. Al-Baqarah 2:127-128). Kisah kebersamaan Abraham dan Ishmael ini kekal abadi dalam kedua kitab suci dan saling melengkapi, yang mengajak pembaca agar memahami betapa taatnya Ishmael kepada Abraham. Kisah kebersamaan keduanya membangun rumah TUHAN di kota Makkah memang tidak dijelaskan secara rinci di dalam kitab suci Torah, tetapi kisah keduanya yang menjadi latar pelaksanaan ibadah Hajji di kota Mekkah dijelaskan dalam teks2 Rabbinik. RavSag menjelaskan nas Bereshit 10:30 dengan menyebut Mesha sebagai mana lain dari Makkah; dan Rabbi David Kimchi (Radak) menjelaskan secara rinci:
” …… Mesha, Targum Rav Saadiyah z”l Makka sheholachim ha-Yishmaelim le Hag shemo”
(Mesha, dalam Targum Rav Saadia Gaon – semoga namanya kekal abadi – yang dimaksud adalah Mekkah tempat pelaksanaan syariat bagi kaum Yishmaelim yang namanya ibadah Hajji). Jadi dalam teks Torat Chaim ini mengakui bahwa ibadah Hajji ada kaitan dengan Makkah dan ibadah Hajji ini ada kaitan khusus dengan Yishmaelim. Apa itu yang dimaksud dengan istilah Yishmaelim dalam teks2 Rabbinik? Yishmaelim (kaum Yishmael) adalah bentuk jamak dari Yishmael (nama Yishmael ben Avraham). Jadi benarlah bahwa Makkah terkait dengan Ishmael dan Ishmael terkait dengan Makkah. Itulah sebabnya di Makkah ada Ka’bah (Bait Suci) yang dibangun oleh keduanya, dan yang di sampingnya ada jejak maqam Ibrahim dan ada juga Hijr Ishmael. Inilah situs/ jejak spiritual yang kekal abadi di tanah Hijaz.
Dan istilah tanah Hijaz ini juga disebutkan oleh RavSag dalam Sefer Bereshit 16:7.
Transliterasi:
Fa wajadaha malak ALLH ‘ala ‘ayn ma fi al-bariyyah. ‘Ala al-‘ayn fi thariq Hajar Al-Hijaz.
(Maka malaikat ALLH menjumpai dia di dekat mata air di padang gurun, suatu mata air yang berada di sisi jalan Hajar Al-Hijaz).
Lihat juga pernyataan Radak dalam Torat Chaim, Sefer Bereshit 10:30.
After the dispersal of mankind, these sons of Yokton chose for themselves the land extending eastward from the valley of the Euphrates and Tigris. Rav Saadyah gaon understands the meaning of the word Mesha as what is known nowadays as Mecca, the city to which the Muslims make their pilgrimage. (פרק י פסוק ל פירוש א)
Dengan demikian, Mekkah terkait dengan Ishmael tak bisa terbantahkan, dan Makkah terkait dng tempat suci bagi kaum Ishmael juga tak dapat terbantahkan. Inilah keunikan masing2 narasi kitab suci dalam memperkenalkan siapakah sebenarnya sosok Ishmael ini.
Semoga artikel ini menjadi renungan kita bersama. Baruch HASHEM.