Belajarlah utk membaca dan terus membaca, sehingga kita dapat membandingkan antara wacana yang satu dengan wacana yang lain. Janganlah kita membaca sesuatu atau mendengar sesuatu secara ipse dixit. Tulisan saya ini merupakan analisis kritis atas sebuah wacana yang sebelumnya telah diwacanakan oleh Dr. Bambang Noersena, pendiri Institute for Syriac Christian Studies (ISCS). Kini nama organisasinya telah diubah menjadi Institute for Syriac Cultural Studies (ISCS) agar tampilan gerakan misinya terkesan lebih “soft.”
Selamat membaca dan berproses menjadi lebih kritis lagi.